FORMULASI PAKAN INDUK IKAN AIR TAWAR
Masalah krusial dalam pengembengan budidaya ikan air tawar
antara lain adalah terbatasnya benih yang baik mutunya dan cukup jumlah sesuai
dengan kebutuhan.Perkembengan budidaya ikan air tawar relatif lambat
dibandingkan dengan budidaya ikan laut, padahal budidaya ikan air tawar sudah
lebih dahulu berkembang di masyarakat. Usaha pembenihan masih dilakukan
secara sederhana, sehingga produksi benih massah guna mendukung pembudidayaan
intensif masih menjadi kendala. Benih berkualitas tidak hanya ditentukan
oleh faktor genetika, namun ditentukan oleh faktor kesehatan dan pakan yang
diberikan kepada induk.
Material pakan yang diberikan pada induk akan
diakumulasikan dalam telur sebagai cadangan energi pada saat perkembangan
stadium awal. Informasi kebutuhan gizi induk untuk kepentingan produksi
benih yang baik masih sedikit dan umumnya standar gizi pakan yang digunakan
masih mengandalkan kriteria umum untuk kegiatan pembesaran, padahal kebutuhan
nutrien induk sangat spesifik.
Defisiensi nutrien induk, antara lain asam amino esensial,
asam lemak, vitamin dan mineral akan berakibat terhadap kegagalan proses
pemijahan dan menurunnya kualitas benih yang dihasilkan. Pematangan gonad
terjadi bila terdapat kelebihan energi. Kekurangan energi dapat meningkat
oosit yang mengalami atresia. Dari berbagai penelitian yang telah
dilakukan pada beberapa ikan laut dan tawar dapat diketahui bahwa pemberian
pakan induk yang baik dapat meningkat performa induk dalam perkembangan gonad,
kualitas pemijahan dan kualitas larva (Mokoginta, et al 1995 dan Izquirdo,
et al. 2001).
Diantara semua nutrien utama penyusun pakan ikan, protein
adalah yang paling penting tetapi harganya relait mahal. Dalam penyusunan
formulasi pakan, yang diinginkan adalah kebutuhan minimum protein untuk
mendukung pertumbuhan dan konversi pakan. Nmun pada induk protein pakan
harus dilakukan secara kecukupan guna memelihara gonad dan penampilan
reproduksi.Ikan gurame yang diberi pakan dengan kadar protein rendah (15%)
perkembangan ovarynya relatif lambat dibandingkan dengan induk yang diberi
pakan dengan kadar protein pakan lebih dari 25%. Demikian pula halanya
terhadap kualitas persentase induk yang memijah, kualitas telur dan larva bahwa
yang diberikan pakan dengan protein tinggi jauh lebih baik. Kebutuhan protein pakan untuk induk ikan mas, nila, lele
dan patin sebesar 35% sedangkan ikan gurame dan betutu antara 35-40%
(BRPBAT, 2003).
Kandungan lemak pakan mempunyai peran
penting bagi ikan tropis, karena selain sumber energi juga untuk memelihara
bentuk dan fungsi membran atau jaringan dan steroid yang penting bagi organ
tubuh tertentu serta untuk mempertahankan daya apung tubuh. Pakan dengan
protein tinggi tetapi tidak memiliki kecukupan yang berasal non-protein maka
akan menyebabkan adanya konversi protein menjadi energi sehingga mempengaruhi
akrvitas reproduksi. Apabila kadar lemak terlalu tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya akumulasi berlebihan dalam ovarium yang mengakibatkan
gangguan pada perkembangan gonad dan aktivitas reproduksi. Oleh karena itu
perbandingan yang tepat antara protein dan lemak perlu diketahui. Hasil
penelitian menunjukkan pakan induk ikan mas yang mengandung protein 35% dan
lemak 7,5% telah dapat mempercepat pematangn gonad menjadi 1,5 bulan yang biasanya
memerlukan 3 bulan. Pakan induk patin yang baik mengandung protein 35% dan
lemak 8%. Kadar lemak pakan untuk ikan nila 10% dan gurame 12% (BRPBAT,
2003).
Vitamin berfungsi sebagai katalisator
dalam berbagai reaksi biokimia metabolisme tubuh.Sebagian besar vitamin tidak
disintesis tubuh atau disintesis tapi dalam jumlah tidak mencukupi. Vitamin
yang memiliki peran dominan dalam reproduksi adalah vitam E dan C. Dari
beberap penelitian ikan mas yang diberi pakan defisiensi vitamin E perkembangan
gonadnya lambat dibandingkan dengan yang diberi pakan dengan berkecukupan
vitamin E. Dosis vitamin E untuk ikan lele, patin dan jelawat sebesar 150
mg.kg pakan. Pemberian vitamin E sebanyak 380 mg/kg pakan pada ikan gurame
memberikan respon terbaik, daya tetas mencapai 95%, derajat pembuahan 97,7% dan
proses pematangan gonad relatif singkat yaitu 58 gri dibandingkan kontrol
memerlukan 91 hari. Sealin itu fekunditas meningkat pada ikan yang
diberi pakan dengan ditambahkan vitamin E 300 mg/ kg pakan dan vitamin C 500, mg/kg
pakan, askorbil monofospat (BRPBAT, 2003).
Hasil kegiatan perekayasaan BBPBAT
tahun 2003 pada induk ikan lele dumbo yang diberi pakan yang diperkaya, yaitu
protein 34,75%, vit E 200-300 dan C 400-500 mg/kg pakan, serta mineral Mn
dan Zn masing-masing 400-500 mg/kg pakan menghasilkan induk dengan matang gonad
mencapai 39,11%, fekunditas telur per kg 191.643 butir dan derajat
kelangsungan hidup 88,52% (Yuani, M., dkk. 2003). Dari hasil
perekayasaan ini perlu diaplikasikan dalam skala lapangan, maka untuk tahun
anggaran 2007 akan diproduksi pakan formula untuk induk ikan lele dumbo yang
akan diterapakan dalam skala usaha, sehingga akan teruji pengaruh perbaikan
kualitas pakan terhadap peningkatan produksi benih dan keuntungan bagi para
pembenih.
Selain itu dalam perekayasaan ini
akan dilakukan formulasi pakan untuk induk ikan nila. Ikan ini
merupakan ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat, sehingga dari segi
pakan induknya perlu disediakan sehingga para pembudidaya akan terbantu guna
peningkatan produksinya.
referensi : http://kekerangan.blogspot.com