BAB I. PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Kegiatan pemeliharaan larva bandeng dapat diusahakan dalam suatu hacthery besar maupu skala rumah
tangga adalah tidak berbeda hanya saja beberapa kebutuhan dalam hacthery skala rumah tangga masih harus
didapatkan dari hacthery lengkap. Misalnya kebutuhan telur bandeng dan bibit pakan alami.
2. Tujuan
Kegiatan pemeliharaan larva bandeng dapat diusahakan dalam suatu hacthery besar maupu skala rumah
tangga adalah tidak berbeda hanya saja beberapa kebutuhan dalam hacthery skala rumah tangga masih harus
didapatkan dari hacthery lengkap. Misalnya kebutuhan telur bandeng dan bibit pakan alami.
2. Tujuan
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan kerja khususnya mengenai teknik pemeliharaan larva ikan bandeng (chanos-chanos) dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapang
3. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa di lapang serta memahami permasalahan yang timbul dalam teknik pemeliharaan larva ikan bandeng (chanos-chanos) sehingga diharapkan akan dapat melakukan dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuk penelitian lebih lanjut tentang pemeliharaan larva ikan bandeng (chanos-chanos.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
1. klasifikasi
Menurut Forsskal,1775 ikan bandeng diklasifikasikan sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies :Chanos chanos
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gonorynchiformes
Famili : Chanidae
Genus : Chanos
Spesies :Chanos chanos
2.Waktu dan Tempat
Praktek kerja lapang ini dilaksanakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Ujung Batee Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh pada tanggal 26 Juli sampai 24 Agustus 2010.
3. Alat dan Bahan
No | ALAT | BAHAN |
1 | Beaker gelas | Larva ikan bendebg |
2 | Aerasi | Elbosin(antibiotik) |
3 | Gayung | Minyak ikan |
4 | Selang siphon | Pelet |
5 | Ember | Pakan alami(Chlorella, rotifera) |
6 | Lux meter | |
7 | thermometer |
BAB III. METODE PEMELIHARAAN LARVA
3.1. Persiapan Bak
3.1.1. Pencucian Bak
Bak pemeliharaan larva harus bersih dan terbebas dari segala kotoran dan terbebas dari mikroorganisme pathogen. Untuk menciptakan kondisi tersebut , maka pertama-tama bak isiram dengan kaporit dengan dosis 5-10 ppm dan di endapkan selama 1 hari setelah itu baru disiram dengan air tawar sampai bak bersih dari kaporit.
3.1.2. Pengisian air
pengisian air media pemeliharaan di lakukan apabila pencucian bak selesai atau pengisian air media merupakan kegiatan terakhir dalam persiapan bak. Air yang digunakan adalahh air laut yang telah melalui saringan filter bag. Ketinggian air media pemeliharaan sampai 7 ton.
3.2. Penebaran telur
sebelum telur ditebarkan terlebih dahulu iberikan elbosin kedalam bak. Setelah itu baru ditebar secara berlahan-lahan.
3.3. Pemberian pakan.
pada awalnya kehidupanya, setelah itu menetas menjadi larva. Secara alami larva bandeng sudah dibekali cadangan makanan, yang berupa kuning telur atau egg yolk. Setelah cadangan kuning telur habis diberikan chlorella, rotifera dan pakan buatan.
3.4. Pengelolaan air
pengelolaan yang di lakukan dalam pemeliharaan larva bandeng harus mendukung kualitas air. Penggantian air dilakukan pada hari ke10 dan besar penggantian adalah 10 % setiap harinya, karena 10 hari pemeliharaan kualitas air diperkirakan mulai menurun.
3.5. Panen larva
alat yang digunakan dalam pemanenan meliputi jaring nylon yang berukuran mata jaring 250 mikron, gayung, dan baskom. Jaring tersebut dimodifikasi menbentuk jaring krikit, jaring tersebut bagian bawahnya menempal di dasar bak sedangkan tingginya sekitar 50 cm. Sebelum dilakukan pemanenan, air media pemeliharan i turunkan sampai 40 cm. Selanjutnya di lakukan pemanenan menggunakan jaring krikir.
pengelolaan yang di lakukan dalam pemeliharaan larva bandeng harus mendukung kualitas air. Penggantian air dilakukan pada hari ke10 dan besar penggantian adalah 10 % setiap harinya, karena 10 hari pemeliharaan kualitas air diperkirakan mulai menurun.
3.5. Panen larva
alat yang digunakan dalam pemanenan meliputi jaring nylon yang berukuran mata jaring 250 mikron, gayung, dan baskom. Jaring tersebut dimodifikasi menbentuk jaring krikit, jaring tersebut bagian bawahnya menempal di dasar bak sedangkan tingginya sekitar 50 cm. Sebelum dilakukan pemanenan, air media pemeliharan i turunkan sampai 40 cm. Selanjutnya di lakukan pemanenan menggunakan jaring krikir.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
1. Bak pemeliharaan larva harus bersih dan terbebas dari segala kotoran dan terbebas dari mikro organisme
pathogen sebelum digunakan untuk pemeliharaan larva.
2. Media Air yang digunakan adalahh air laut yang telah melalui saringan filter bag
3. Penggantian air dilakukan pada hari ke10 dan besar penggantian adalah 10 % setiap harinya
4.2 Saran
Untuk kedepannya bak pemeliharaan larva bandeng di pisahkan dengan bak pembenihan kerapu agar mudah dalam melakukan kegiatan pembenihan/pemeliharaan.