burung twitter

berjalan

SEGALA YANG HIDUP DIPERAIRAN ADALAH MILIK PERIKANAN

Friday 17 June 2011

budidaya ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum)


I.                   PENDAHULUAN


Bawal (Colossoma macropomum) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi. Ikan ini berasal dari Brazil. Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, dagingnya enak dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi.
Sebutan lain ikan bawal adalah Gamitama (Peru), Cachama (Venezuela), Red Bally Pacu (Amerika Serikat dan Inggris). Sedangkan di negara asalnya disebut Tambaqui. Walaupun ketenaran ikan bawal belum dapat disejajarkan dengan komoditas perikanan lainnya, namun permintaan konsumen setiap tahunnya terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Maka tak heran, bila dimasa yang akan datang akan menjadi komoditas unggulan seperti jenis-jenis ikan lainnya.
Ikan bawal ternyata tidak hanya terdapat di laut namun ada juga ikan bawal air tawar. Ikan yang rasanya gurih dan lezat ini hampir disukai oleh semua orang. Peluang usaha yang menarik untuk di kembangkan. Banyak peluang usaha yang dapat di gali dari ikan bawal air tawar ini, dari mulai Pembenihan, Pembesaran, Perdagangan sampai pengolahan lanjutan dari ikan segar.
Usaha pembesaran dilakukan dengan maksud untuk memperoleh ikan ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh konsumen. Pembesaran ikan bawal dapat dilakukan di kolam tanah maupun kolam permanen, baik secara monokultur maupun polikultur. Bawal air tawar saat ini banyak diminati sebagai ikan konsumsi dan cocok untuk dibudidayakan di Kabupaten Magelang. Ikan Bawal mempunyai beberapa keistimewaan antara lain : Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami.




II.               TINJAUAN PUSTAKA


Dari hasil penelusuran Google dan melalui situs bawalindo.blogspot.com (2011), ikan bawal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum               : Chordata
Subfilum         : Craniata
Kelas               : Pisces
Subkelas          : Neoptergii
Ordo                : Cypriniformes
Subordo          : Cyprinoidae
Famili              : Characidae
Genus              : Colossoma
Spesies            : Colossoma macropomum









Gambar. Ikan Bawal

Secara sistematika ikan bawal termasuk kedalam Genus Chacacoid dan species Colossoma macropomum. Badan agak bulat, bentuk tubuh pipih, sisik kecil, kepala hampir bulat, lubang hidung agak besar, sirip dada di bawah tutup insang, sirip perut dan sirip dubur terpisah, punggung berwarna abu-abu tua, perut putih abu-abu dan merah. Ikan bawal banyak ditemukan di sungai sungai besar seperti Amazon (Brazil), Orinoco (Venezuela). Hidup secara bergerombol di daerah yang airnya tenang. Bawal termasuk ikan karnivora, Giginya tajam namun tidak ganas seperti piranha. Makanan yg disukai pada fase larva adalah Brachionus sp., Artemia sp., dan Moina sp. Induk bawal sudah mulai dapat dipijahkan pada umur 4 tahun bila pertumbuhannya normal dapat mencapai berat 4 kg.
Ikan bawal air tawar memiliki morfologi tubuh dari samping tampak membulat dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Bila dipotong secara vertikal ikan bawal air tawar memiliki bentuk tubuh pipih dengan perbandingan antara tinggi dan lebar 4:1. Sisik ikan bawal air tawar berbentuk ctenoid, dimana ditengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Tubuh bagian vertikal dan sekitar sirip dada ikan bawal air tawar muda berwarna merah. Warna merah ini akan memudar seiring dengan pertambahan umur dan perkembangan fisik. Warna merah ini merupakan ciri khusus ikan bawal air tawar.
Struktur morfologi ikan bawal air tawar jantan dan betina berbeda. ikan jantan memiliki bentuk tubuh lebih langsing, pendek, sedangkan ikan bawal betina tubuh lebih gemuk dan panjang. warna merah pada perut untuk jantan tidak menyala sedangkan untuk betina menyala. gonad jantan siap memijah bila distriping atau diurut akan keluar cairan putih atau sperma sedangkan untuk betina gonad berwarna merah dan perut gendut.





III.             PEMBAHASAN


3.1       Pembenihan
3.1.1        Pemeliharaan Induk
Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,5 kg/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet sebanyak 3 prosen dari berat tubuh ikan dan diberikan 3-4 kali sehari. Menjelang musim hujan jumlah pakannya ditambah menjadi 4 prosen. Induk betina yang beratnya 4 kg dapat menghasilkan telur sebanyak +400.000 butir. Tanda Induk yang matang Gonad. Betina: perut buncit, lembek dan lubang kelamin berwarna kemerahanJantan: perut langsing, warna merah dalam ditubuhnya lebih jelas dan bila diurut dari perut kearah kelamin keluar cairan berwarna putih/sperma.

3.1.2          Pemijahan.
Pemijahan ikan bawal air tawar bisa dilakukan secara Induced Spawning, caranya induk betina disuntik hormon LHRH-a sebanyak 3 ?g/kg atau ovaprim 0,75 ml / kg . Induk jantan menggunakan LHRH-a sebanyak 2 ?g/kg atau ovaprim 0,5 ml/kg. LHRH-a dilarutkan dalam larutan 0,7 % NaCl. Induk betina disuntik dua kali dengan selang waktu 8-12 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/3 bagian dari dosis total dan penyuntikan kedua 2/3 nya. Induk yang sudah disuntik dimasukkan kedalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa. Selama pemijahan air harus tetap mengalir. Pemijahan biasanya terjadi 3 sampai 6 jam setelah penyuntikan kedua.

3.2.2      Penetasan
Setelah memijah telur-telur diambil menggunakan scope net halus, kemudian telur tersebut ditetaskan didalam akuarium yang telah dilengkapi dengan aerasi dan water heater dengan suhu 27 - 29oC. Kepadatan telur antara 100 - 150 butir/liter, biasanya Telur-telur akan menetas dalam waktu 16 - 24 jam.


3.1.3.      Pemeliharaan Larva
Larva dipelihara dalam akuarium yang sama, namun sebelumnya 3/4 bagian airnya dibuang. Padat penebaran larva 50 - 100 ekor/liter larva yang berumur 4 hari diberi pakan berupa naupli Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 14 hari. Selama pemeliharaan larva, air harus diganti setiap hari sebanyak 2/3 bagiannya. Setelah berumur 14 hari larva siap ditebar ke kolam pendederan.

3.1.4          Pendederan
Pendederan ikan bawal dilakukan di kolam yang luasnya antara 500 -1.000 m2. Namun kolam tersebut harus disiapkan seminggu sebelum penebaran benih. Persiapan meliputi pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir. Setelah itu kolam dikapur dengan kapur tohor sebanyak 50 - 100 gram/m2 dan dipupuk dengan pupuk organik dengan dosis 500 gram/m2. Kemudian diisi air. Bila kolam sudah siap, larva diebar pada pagi hari dengan kepadatan 50 - 100 ekor/m2. Setiap hari diberi pakan tambahan berupa pelet halus sebanyak 750 gram/10 ribu ekor larva dengan frekuensi tiga kali sehari. Pemeliharaan di kolam pendederan selama 21 hari.

3.1.5        Penyakit
Penyakit yang pernah ditemukan pada ikan bawal air tawar yang berumur satu bulan antara lain disebabkan oleh parasit, bakteri dan Kapang (Jamur). " Ich " Atau " White spot ", biasanya menyerang ikan apabila suhu media pemeliharaan dingin, cara mengatasinya yaitu dengan menaikkan suhu (dengan water heater) sampai kurang lebih 29 derajat Celcius dan pemberian formalin 25 ppm. Pada media pemeliharaannya. Streptococus sp. dan Kurthia sp. cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan antibiotik tetrasiklin dengan dosis 10 ppm. Jamur merupakan akibat dari adanya luka yang disebabkan penanganan ( Handling ) yang kurang hati-hati. Cara mengatasinya dengan menggunakan Kalium Permanganat ( PK ) dengan dosis 2-3 ppm.


3.2                Pembesaran
3.2.1      Persiapan Kolam
Kolam untuk pemeliharaan ikan bawal dipersiapkan seperti halnya ikan air tawar lainnya. Persiapan kolam ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).

3.2.2      Pemilihan dan Penebaran Benih.
Pemilihan benih. Pemilihan benih mutlak penting, karena hanya dengan benih yang baik ikan akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.



3.2.3          Kualitas Pakan dan Cara Pemberian Pakan
Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.

3.2.4      Pemanenan
Pemungutan hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu tersebut ikan bawal telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2 . Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan bawal hasil pemanenan sebaiknya penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan
airnya selalu mengalir.



IV.             PENUTUP


4.1                   Kesimpulan
Ø   Bawal (Colossoma macropomum) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi.
Ø   Proses Pembenihan terdiri dari Pemeliharaan Induk, Pemijahan, Penetasan, Pemeliharaan Larva, Pendederan, Dan Penyakit Selama Pembenihan.
Ø   Proses pembesaran terdiri dari Persiapan Kolam, Pemilihan dan Penebaran Benih, Kualitas Pakan dan Cara Pemberian Pakan,  dan Pemanenan.

4.2                   Saran
Ø   Setiap sebelum melakukan pemijahan harus dilakukan seleksi induk yang baik, agar didapatkan benih yang berkualitas baik.
Ø   Kualitas air yang kurang baik dapat mempengaruhi pertumbuhan larva ikan, maka dengan itu harus dilakukan manajemen kualitas air yang baik.





V.                DAFTAR PUSTAKA



Arie, U. 2000. Budi Daya Bawal Air Tawar Untuk Konsumsi dan Hias. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Anonimous, 2008, Pembenihan ikan bawal air tawar, http://marwah-
peternakan.blogspot.com. Diakses pada hari senin tanggal 6 Juni 2011.
Anonymous. 2010. Peluang usaha pembesaran ikan bawal air tawar.
http://binaukm.com. Diakses pada hari Senin tanggal 6 Juni 2011.
Anonymous. 2011. Program budidaya bawal air tawar. http://www.indosco.com.
Diakses pada hari Senin tanggal 6 Juni 2011.
Anonimous. 2010. Hatchery Ikan Bawal Air Tawar.
http://bawalindo.blogspot.com. Diakses pada hari Senin tanggal 7 Juni 2011. 






Saturday 7 May 2011

TEKNIK PEMBESARAN UDANG LAMBOUH (Penaneus spp) DIBALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE KABUPATEN ACEH BESAR NANGGROE ACEH DARUSSALAM


I PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia. Dengan 13.667 pulau, laut yang sangat luas dan panjang garis pantai lebih dari 81.000 km, indonesia memiliki potensi sumber daya laut dan pantai yang sangat besar. Namun potensi tersebut juga memberi tantangan yang besar pula, yaitu bagaimana dapat memanfaatkannya secara optimal (Bambang agus murtidjo, 1988).
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa disebut udang penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik 11,5% per tahun. Walaupun masih banyak kendala, namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang Indonesia terus bermunculan (Darmono. 1991).
Udang yang diproritaskan untuk budidaya dalam tambak adalah udang jenis penaedae. Oleh karena itu dalam program intam, udang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai komoditas ekspor dan dapat tumbuh besar hingga mencapai panjang 20 cm ini di anjurkan untuk dipilih (Bambang agus murtidjo, 1988).
Aceh dikenal penghasil induk udang terbaik di dunia, seperti di pantai Timur, di kawasan Peureulak, induk udang windu berkualitas prima dihasilkan setiap hari. Diperairan inilah para pedagang mengekspor udangnya ke Malaysia , Thailand , Indiadan juga untuk mendukung produksi udang windu di Sulsel, Jawa Tengah hingga Tarakan dan Kalimantan lainnya. Udang perairan ini memiliki kualitas genetic yang baik sehingga selalu dipakai sebagai sumber induk penjenis bagi perusahaan-perusahaan penghasil udang windu dunia (Anonim, 2008).
Introduksi udang vanamei pertama kali di Indonesia di lakukan pada tahun 2001 dengan induk dan benur berasal dari Hawaii, pada umumnya di Indonesia lebih banyak membudidayakan udang windu peneus monodon dan udang putih peneus mergeninsis. Intoduksi ini di sebabkan kegagalan budidaya udang windu, Penaeus monodon dimulai sejak tahun 1991, dengan menurunnya produksi dari 140.000 metrik ton menjadi 100.000 metrik ton pada tahun 1996 yang disebabkan oleh serangan virus WSSV (Anonim, 2008).

1.2  Maksud dan tujuan.
Maksud dari dilakukannya praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembesaran langsung dilapangan dan teknik-teknik yang digunakan dalam pembesaran udang lambouh dibalai budidaya  air payau, ujung batee, kabupaten aceh besar, NAD.
Tujuan pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan kerja khususnya mengenai teknik pembesaran udang lambouh dengan memadukan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan kenyataan dilapangan.

1.3  Manfaat praktek kerja.
Kegunaan praktek kerja lapang ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dilapangan serta memahami permasalahan yang tinbul dalam teknik pembesaran udang lambouh sehinga diharapkan akan dapat melakukan pembesaran udang galah dengan baik, serta mampu mengatasi permasalahan yang timbul dan nantinya akan menambah informasi untuuk pengamatan lebih lanjut tentang udang lambouh.





II TINJAUAN PUISTAKA


Aceh sekarang sedang mengembangkan jenis udang baru yaitu udang Lambouh dengan nama ilmiah Penaeus titik titik karena belum ketahuan jenisnya. Namun dikalangan cold storage sumatera dikenal sebagai White tiger shrimp. Udang ini secara fisik terukur mirip udang windu mulai dari rostrum, hepatic carina, morfologis dll namun pola warnanya sangat berbeda karena tubuhnya dan antenanya polos tidak berbelang serta kaki renangnya merah. Tekstur dagingnya pun kenyal mirip udang windu. Dalam pemeliharaan tradisional 3.5 bulan diperoleh biomass 720 kg per Ha dengan ukuran rerata 22.5 gram, tanpa kincir dan air baru. Udang ini hanya diperoleh pada bulan Nopember hingga awal februari sehingga masih terhitung langka (Anonim, 2008)
Dari hasil penelusuran wikipedia indonesia (2009), udang lambouh dapat di klasifikasikan dengan udang windu karena jenis udang ini masih satu family dengan udang windu adalah sebagai berikut:
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Arthropoda
kelas                : Crustacea
Subkelas          : Malacostraca
Ordo                : Decapoda
Subordo          : Dendrobranchiata
Family             : Penaeidae
Genus              : Penaeus
Spesies            : Penaeus spp      
        
Udang windu mulai dewasa pada umur 18 bulan. Udang yang telah matang telur dapat dilihat dari gonadnya yang berwarna hijau di bagian punggungnya, dari mulai bagian kepala hingga pangkal ekor. Udang jantan dapat dengan mudah dibedakan dari betinanya dengan pengamatan alat kelaminnya. Udang jantan memiliki petasma yang terletak pada pasangan kaki renang pertama. Sementara itu, betina memiliki thellycum yang terletak di antara pasangan kaki jalan ke 5. Pada saat memijah, udang jantan akan memasukkan sperma ke dalam thellycum dengan bantuan petasma-nya segera setelah udang betina berganti kulit. Udang windu memiliki daur hidup dimulai dari telur yang telah dibuahi akan menetas menjadi larva pertama yang disebut nauplius (N). Nauplius terdiri dari 6 substadia, yaitu nauplius I-VI. Larva tersebut kemudian akan bermetamorfosa menjadi zoea (Z) yang terdiri dari 3 substadia, yaitu Z I-Z III. substadia berikutnya adalah mysis (M), dalam tahap ini sudah nampak seperti udang dan hanya bertahan 96 jam, setiap 32 jam mysis berganti cangkang hingga akan bermetamorfosa menjadi post larvae (PL). Udang windu mulai ukuran PL 8 sudah banyak yang dijual ke petambak sebagai benur. Pentokolan benur windu dari PL-12 dilakukan selama dua minggu sampai satu bulan. Stadia berikutnya adalah juvenile dan dewasa (Anonim, 2009).




III METODE PRAKTEK


3.1  Waktu dan tempat.
Praktek kerja lapang ini akan dilaksakan dibalai budidaya air payau ujung bate kabupaten aceh besar, nanggroe aceh darussalam pada tanggal 19 juli sampai 19 agustus 2010.

3.2  Bahan dan alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah dengan partisitipasi aktif memberikan makan kepada udang dikolam, selain juga mengunakan buku dan alat tulis gunanya untuk menulis hasil wawancara langsung dengan pemilik atau pengelola kolam tentang hal-hal yang sering dilakukan dalam pembesaran udang lambouh, dan mengunakan PH meter, DO meter, refraktometer gunanya untuk mengukur kualitas air di kolam.

3.3  Metode pengambilan data.
Metode yang dipakai dalam praktek kerja ini adalah dengan mengunakan metode deskriptif. Metode deskritif yaitu metode yang digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini bidang secara aktual dan cermat. Metode deskriptif bukan saja menjabarkan (analisis), tetapi juga memadukan (Hasan, 2002).

3.4  Teknik pengambilan data.
Teknik yang dipakai dalam praktek kerja lapang ini dengan mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data skunder. Data primer didapat dari obsevasi, wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data skunder adalah data yang didapat langsung dilapangan

3.4.1        Data primer.
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti hasil dari hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran kuesioner (Umar, 1999).

Table 1. Jenis dan Luas Kolam di Balai Benih Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam

No
Jenis Kolam
Luas ( m2 )
Jumlah
1.
Kolam Beton


2.
Kolam Tanah


Sumber :

Table 2. Jenis Udang, Padat Tebar, Harga Benih, Harga/ Kg jual udang  yang di Budidayakan di Kolam  Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2010

No
Jenis Pakan
Padat Tebar
Harga Benih
Harga/ Kg
1.




2.




3.




Sumber :

Table 3. Jenis Udang , Pakan dan Produksi yang dibudidayakan di Kolam Balai Budidaya  Air Payau Kabupaten Aceh Barat, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010

No
Jenis Udang
Pakan
Produksi/Kg
1.
Udang Lambouh


2.



3.



Sumber :

Table 3. Keadaan Pemasaran Udang Lambouh di Balai Budidaya Air Payau Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010.

No
Status Pedagang
Penghasilan/Bulan ( Rp )
1.
Pengepul

2.
Pengencer

Sumber :

Table 5. Parameter Kualitas Air di Balai Budidaya Air Payau Kabupaten  Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010

No
Parameter Kualitas Air
Satuan
1.
Suhu
OC
2.
pH
Ppm
3.
Kedalaman
M
4.
Kecerahan
M
5.
Salinitas
Sumber :

3.4.2        Data sekunder.
Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan, baik oleh pengumpul data primer atau pihak lain Jadi data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung berhubungan dengan responden yang diselidiki dan merupakan pendukung bagi penelitian yang dilakukan (Umar, 1999).
Dalam praktek kerja lapang ini data skunder diperoleh dari laporan-laporan pustaka yang menunjang, serta data yang diperoleh dari lembaga pemerintah, pihak swasta yang berhubungan maupun masyarakat yang terkait dengan usaha pembesaran udang lambouh.




DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2009. udang windu. http://id.wikipedia.org. di akses pada hari rabu
         tanggal 16 juni 2010.
Anonymous. 2009. Pemupukan dalam budidaya pembesaran udang windu.
http://agromaret.com. Diakses pada hari rabu tanggal 16 juni 2010.
Anonymous. 2008. Budidaya udang windu merupakan udang.
http://hobiikan.blogspot.com. Diakses pada hari rabu tanggal 16 juni 2010.
Murtidjo, A.B. 1988. Tambak air payau budidaya udang dan bandeng. Penerbit
         kanisius. Yogyakarta. 138 hal.
Yusof, Rohana. 2004. Pendidikan sains social. Penerbit PTS Publications &
         Distributors Sdn Bhd. Kuala lumpur. 283 hal.
Nontji, Anugerah. 2008. Plankton laut. Penerbit LIPI Pers. Jakarta. 331 hal.
Anonymous. 2008. Indonesian  aquaculture. http://tech.groups.yahoo.com. Di
         akses pada hari rabu tanggal 23 juni 2010.
Anonymous. 2009. Waspadai virus baru di aceh. http://rizal-
        bbapujungbatee.blogspot.com. di akses pada hari rabu tanggal 23 juni            
        2010.





JADWAL PELAKSANAAN


Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan, yaitu:
·         Persiapan administrasi 5 hari
·         Pembuatan proposal                10 hari
·         Partisitipasi aktif                      30 hari
·         Penyusunan laporan                 30 hari




Waktu penyelesaian                75 hari







ANGARAN BIAYA


1.        BIAYA PERSIAPAN
a.       Survey lokasi                                    Rp       -
b.      Pengetikan                                        Rp 20.000
c.       Penjilidan dan perbanyak                  Rp 30.000
2.        BIAYA PELAKSANAAN
a.       Transportasi                                                  Rp 200.000
b.      Dokumentasi                                                 Rp 20.000
c.       Akomodasi slama praktek                             Rp 500.000
3.        BIAYA PENULISAN LAPORAN
a.       Pengetikan                                        Rp 20.000
b.      Penjilidan dan perbanyak laporan      Rp 30.000
4.        BIAYA UJIAN                                       Rp 100.00
5.        BIAYA TAK TERDUGA                        Rp 200.00
TOTAL          
                                                         Rp 1.120.000